KAJIAN BUKU
“ISLAM DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEKNYA”
1. Identitas Buku
1.1.
Judul Buku : Islam Ditinjau dari Berbagai
Aspeknya (Jilid I)
1.2.
Nama Pengarang : Prof. Dr. Harun Nasution
1.3. Kota Penerbit : Jakarta
1.4. Nama Penerbit :
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
1.5. Tahun :
2010
1.6. Edisi Penerbitan : Edisi ke-5
1.7. Tebal Buku :
125 halaman
1.8. Harga Buku :
Rp 15.000,00
2. Ringkasan
Dalam
rangka pembinaan dan pengembangan Institut Agama Islam Negeri (IAIN),
Direktorat Perguruan Tinggi Agama telah merumuskan garis-garis besar pembinaan
dan pengembangan perguruan tinggi agama yang mencakup 7 bidang, salah satunya
adalah di bidang materiil. Di
bidang materiil, khususnya pengadaan buku-buku pelajaran, para dosen IAIN
dianjurkan untuk banyak melakukan terjemahan, saduran, dan bahkan tulisan asli.
Dan akhirnya Prof. Dr. Harun Nasution telah berhasil menyusun buku Islam
Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, adalah suatu buku yang akan bermanfaat
terutama untuk mata kuliah pengantar Agama Islam yang wajib diambil oleh setiap
mahasiswa IAIN (saat ini dikenal sebagai UIN) apa pun fakultas dan jurusannya.
Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya disusun
dalam rangka mencoba mengisi kekosongan literatur dalam bahasa Indonesia
mengenai Islam dalam berbagai aspeknya. Buku ini tersusun atas dua jilid, yang
pertama lebih banyak mengandung aspek-aspek sejarah, kebudayaan, dan
lembaga-lembaga di samping aspek spriritual dan moral. Sedangkan yang kedua
berisikan aspek-aspek pemikiran yang ada dalam Islam.
Selain hal yang daripada dijelaskan di paragraf
sebelumnya, buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya ingin menjelaskan
mengenai hakikat Islam itu sendiri secara luas. Hal tersebut dikarenakan masih
banyak dikalangan masyarakat Indonesia, baik kalangan bukan umat Islam, dan
bahkan kalangan umat Islam itu sendiri yang menilai bahwa Islam itu bersifat
sempit. Kekeliruan paham itu terjadi karena kurikulum pendidikan agama Islam
yang banyak dipakai di Indonesia hanya ditekankan pada pengajaran ibadah,
fikih, tauhid, tafsir, hadis, dan bahasa Arab dan itupun biasanya diajarkan
hanya menurut satu mahzab saja.
Dalam Islam sebenarnya terdapat aspek-aspek selain yang
disebutkan di paragraf sebelumnya, seperti aspek teologi, ajaran spiritual dan
moral, sejarah, kebudayaan, politik, hukum, lembaga-lembaga kemasyarakatan,
misticisme dan tarekat, falsafah, ilmu pengetahuan dan pemikiran, dan usaha-usaha
pembaruan dalam Islam. Maka dari itu sangatlah sempit pengetahuan mengenai
Islam oleh masyarakat Indonesia pada
waktu itu yang hanya mengenal Islam hanya dari tiga diantara aspek-aspek yang
ada.
3.
Isi Buku
Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya ini
secara keseluruhan hanya menguraikan aspek-aspek dalam Islam secara garis
besarnya saja, bukan menguraikannya secara mendalam. Namun, apabila pembaca
yang tertarik kepada suatu aspek dan ingin memperdalam pengetahuannya mengenai
aspek tersebut, dapat memperoleh penjelasan dan perincian lebih lanjut dari
buku-buku yang terdapat didalam Daftar Buku Bacaan yang diletakan disetiap
akhir bab.
Dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya jilid I ini, terdapat 6 pokok bahasan (Bab),
yaitu:
1.
Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya;
2.
Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya;
3.
Aspek Ibadat, Latihan Spiritual dan Ajaran Moral;
4.
Aspek Sejarah dan Kebudayaan, dibagi kedalam:
a.
Periode Klasik (650-1250M)
b.
Periode Pertengahan (1250-1800M)
c.
Periode Modern (1800M);
5.
Aspek Politik;
6.
Lembaga-lembaga Kemasyarakatan.
Pada Bab 1, Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai
Bentuknya, di paparkan berbagai macam istilah dari kata agama. Mulai dari bahasa
Arab (din), bahasa Eropa (religi), bahasa Semit, bahasa Latin, dan lain
sebagainya. Selain itu, juga dijelaskan mengenai agama yang masih bersifat
primitif (dinamisme, animisme, dan politeisme atau henoteisme) dan agama yang
telah meninggalkan fase primitif (monoteisme atau agama tauhid).
Agama dinamisme adalah sistem kepercayaan yang percaya
kepada kekuatan gaib yang terdapat dalam benda-benda. Agama animisme adalah
mengajarkan bahwa tiap-tiap benda baik yang bernyawa maupun yang tidak itu
mengandung roh (percaya kepada kekuatan roh), Agama politeisme adalah sistem
kepercayaan yang percaya terhadap dewa-dewa. Sedangakan Henoteisme mengakui
satu tuhan untuk satu bangsa, dan bangsa lain memiliki tuhan-Nya
sendiri-sendiri (tuhan nasional). Monoteisme adalah percaya kepada tuhan yang
esa atau tuhan hanya ada satu. Jika dalam Henoteisme, tuhan adalah tuhan
nasional, tetapi dalam Monoteisme, tuhan adalah tuhan internasional, tuhan
semua bangsa di dunia bahkan tuhan alam semesta.
Pada Bab 2, Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya, dijelaskan
definisi Islam yang sumber dari ajaran-ajarannya berasal dari al-Quran dan
hadis. Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan juga mengenai sejarah
peng-kodifikasian al-Quran, mulai dari segi turunnya, penyampaian terhadap para
sahabat-sahabat untuk dihafal, penulisan di atas batu, tulang, pelepah korma,
dan lain-lain. Dan sampai pada akhirnya atas anjuran Umar dan Abu Bakar,
ayat-ayat yang masih terpisah itu dibukukan. Dari buku yang satu itu kemudian
diperbanyak eksemplarnya oleh Usman (644-655M) dan dari teks Usman inilah
kopi-kopi selanjutnya ditulis dan dicetak.
Pada Bab 3, Aspek Ibadat, Latihan Spiritual dan Ajaran
Moral, dijelaskan mengenai hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt..
Dalam Islam, ibadatlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan oleh
manusia tersebut, seperti salat, puasa, dan zakat. Dalam al-Quran dan Hadis pun
juga dijelaskan bahwa ibadat sebenarnya merupakan latihan spiritual dan moral
dalam usaha Islam membina manusia yang tidak kehilangan keseimbangan hidup
serta berbudi pekerti luhur. Selain hal tersebut, al-Quran dan Hadis juga
membawa ajaran-ajaran atau norma-norma moral yang harus dilaksanakan dan
dipegang oleh setiap umat Islam.
Pada Bab 4, Aspek Sejarah dan Kebudayaan, dijelaskan
mengenai sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw., yaitu Khulafa Al-Rasyidin. Dipaparkan
secara jelas mulai dari Khalifah pertama, yaitu Abu Bakar Al-Siddik (632-634M)
yang dalam waktu jabatan yang singkat, beliau dapat menyelesaikan perang riddah
yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada
Medinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat dengan Nabi
Muhammad Saw. sudah tidak mengikat lagi setelah beliau wafat.
Khalifah kedua, Umar Ibn Al-Khattab (634-644M), beliau
lah yang mengadakan ekspansi untuk pertama kalinya. Selanjutnya Khalifah
ketiga, Usman Ibn Affan (644-656M), dimasa pemerintahannya gelombang ekspansi
berhenti. Terjadi perpecahan dikalangan umat Islam yang disebabkan oleh masalah
pemerintahan. Selanjutnya Khalifah keempat, Ali Ibn Abi Talib (656-661M),
beliau banyak mendapatkan tantangan dari pihak pendukung Usman dan sampai pada
akhirnya Ali pun terbunuh. Kemudian muncullah Dinasti Umayyah (661-750M) yang
selanjutnya kembali melakukan ekspansi yang kedua dan Dinasti Umayyah menjadi
Khalifah kelima.
Sebab-sebab yang membuat ekspansi Islam ke luar daerah
Semenanjung Arabia begitu cepat antara lain:
1.
Islam adalah agama yang mementingkan soal pembentukan
masyarakat yang berdiri sendiri lagi mempunyai sifat pemerintahan,
undang-undang, dan lembaga-lembaga sendiri.
2.
Terdapat keyakinan dari dalam hati para sahabat untuk
melakukan kewajiban menyampaikan ajaran-ajaran Islam sebagai agama baru ke
seluruhn tempat.
3.
Bizantium dan Persia pada saat itu telah memasuki fase
kelemahannya.
4.
Rakyat Bizantium merasa kehilangan kemerdekaannya untuk
beragama dikarenakan Kerajaan Bizantium memaksakan aliran yang dianutnya kepada
rakyat yang diperintah.
5.
Islam tidak pernah memaksa rakyat untuk memeluk Islam.
Tetapi Islam hanya menyampaikan ajaran-ajarannya dan selanjutnya terserah
kepada yang bersangkutan apakah masuk Islam atau tidak masuk Islam.
6.
Bangsa Sami di Suria dan Palestina serta Bangsa Hami di
Mesir memandang Bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada Bangsa Eropa
Bizantium.
7.
Daerah-daerrah yang dikuasai Islam penuh dengan kekayaan.
Selain itu, pada
zaman Dinasti Umayyah, daerah-daerah yang berhasil dikuasai Islam sangatlah
luas, diantaranya Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Pakistan, Rurkmenia,
Uzbek dan Kirgis. Namun Dinasti Umayyah akhirnya mengalami masa kelemahan
setelah mengalami puncak kejayaan pada masa Al-Walid I. Sebab-sebab yang
membawa kelemahan dan kejatuhan Dinasti Umayyah adalah:
1.
Dinasti Umayyah senantiasa mendapat perlawanan dari kaum
Khawarij.
2.
Tantangan dari GolonganSyi’ah
3.
Pertentangan tradisional antara Suku Arab Utara dengan
Suku Arab Selatan.
4.
Persaingan di kalangan anggota-anggota Dinasti Umayyah
5.
Kehidupan mewah di istana memperlemah jiwa dan vitalitas
anak-anak Khalifah yang membuat mereka kurang sanggup untuk memikul beban
pemerintahan negara yang demikian besar.
6.
Munculnya kaum Bani Hasyim sebagai saingan dari Bani
Umayyah.
Pada Bab 5, Aspek
Politik, berisi mengenai sejarah politik pada masa Nabi hingga para sahabatnya.
Secara keseluruhan pada masa itu terdapat tiga golongan politik, yaitu golongan
Ali (Syi’ah), golongan Khawarij, dan golongan Mu’awiah (Bani Umayyah). Pada
masa itu, menentukan khalifah (pemerintahan) sudah seperti negara yang
berbentuk republik. Dalam arti bahwa kepala negara dipilih tidak secara turun
menurun melainkan atas persetujuan dan pengakuan umat, yang dikenal dengan bay’ah.
Dengan demikian
cara politik umat Islam pada masa itu bukanlah dengan sistem feodalisme
(kerajaan) dimana cara pengangkatan kepala negara secara turun temurun. Tetapi cara
yang digunakan pada masa itu lebih sesuai untuk dimasukkan ke dalam sistem
pengangkatan kepala negara dalam pemerintahan demokrasi. Nabi Muhammad Saw.
pada saat itu memegang dua kekuasaan, yaitu kekuasaan spiritual dan kekuasaan
sekuler karena sebagai Rasul yang diutus Allah Swt. Beliau membawa
ajaran-ajaran bukan hanya bersangkutan dengan hidup kerohanian saja melainkan
juga ajaran-ajaran mengenai hidup keduniaan manusia.
Pada Bab 6,
Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan, berisi mengenai sistem lembaga-lembaga atau
pranata sosial pada masa dahulu. Dimana pada masa itu lembaga-lembaga yang
berdiri atau yang ada sudah seperti lembaga-lembaga pada negara modern saat
ini. Mulai dari kepala pemerintahan hingga sampai tinggat yang terendah pun
secara keseluruhan sama dengan yang diterapkan di Indonesia saat ini. Namun
yang membedakannya adalah pada saat itu Nabi Muhammad memegang seluruh
kekuasaan sedangkan di Indonesia kekuasaan kepala negara dibagi menjadi tiga,
yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
4.
Karakteristik Buku
Dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid
I, seluruh materi yang ada disajikan secara garis besarnya saja karena
mengetahui Islam dalam segala aspeknya secara mendetail tentu tidak mudah dan
memerlukan waktu yang lama serta usaha yang kuat. Sebagai dasar, mempelajari
buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya sudah cukup, kemudian apabila
seseorang ingin mempelajari secara mendalam barulah mengadakan spesialisasi.
Selain itu dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya para pembaca
juga diajak untuk menerapkan teori-teori dalam kehidupan nyata.
5.
Kelebihan Buku
Buku
Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya dirancang dengan sangat sempurna
karena disusun dengan gaya ensiklopedis, sistematis, dan tutur bahasa yang
mudah diresapi. Dari segi materiil, buku ini dapat dikatakan sempurna, sebab
sudah dilengkapi dengan Daftar Pustaka, Catatan Kaki (Footnote), dan
Indeks. Dengan Daftar Pustaka, pembaca lebih mudah untuk mencari buku referensi
lain apabila ingin melakukan pendalaman materi atau spesialisasi meteri. Dengan
Catatan Kaki (Footnote), pembaca tahu darimana penulis mengutip suatu
materi. Dengan Indeks, pembaca dengan mudah mencari materi yang diinginkan
melalui istilah-istilah khusus, nama tokoh, maupun nama peristiwa dan tempat. Pemilihan
kata (diksi) yang digunakan juga sangat baik dan gaya bahasanya pun mudah untuk
dimengerti. Huruf yang digunakan cocok sekali untuk tulisan ilmiah, serta
ukuran huruf dan margin sudah sangat rapi. Secara fisik, ukuran buku (14,5cmX21cm)
tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil sehingga memudahkan untuk mobilitas
atau dibawa kemana-mana. Karena pada hakikatnya buku ini untuk kalangan
mahasiswa, jadi harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau padahal isi dari
buku ini sangatlah sempurna. Dan yang paling penting adalah urutan (sequence)
materi sangat tepat sekali penempatannya, sehingga membuat pembacanya tidak
cepat bosan dan selalu memiliki rasa penasaran yang tinggi akan suatu materi
yang disajikan.
6.
Kelemahan Buku
Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya
sebenarnya sudah dapat dikatakan sempurna, namun ada sedikit kekurangan pada
penulisan EYD, yaitu banyak beberapa kata yang kurang sesuai dengan EYD.
Padahal tulisan ilmiah seharusnya nihil akan kesalahan dalam penulisan EYD.
Selain itu juga masih terdapat banyak kesalahan pengetikan kata-kata nama
tokoh, negara, dan lain-lain. Hal tersebut seharusnya jangan sampai terjadi
karena dikhawatirkan akan menimbulkan makna yang ambigu atau makna ganda. Secara
fisik buku ini juga kurang baik dalam hal bahan dasar kertasnya karena kertas
yang digunakan sangat rentan rapuh dan mudah sobek. Seharusnya digunakan bahan
kertas yang baik sehingga dapat bertahan lama.
7.
Penutup
7.1.
Kesimpuan
Jadi, secara keseluruhan buku Islam Ditinjau dari
Berbagai Aspeknya Jilid I buah karya Prof. Dr. Harun Nasution ini dapat dikatakan sempurna dan lengkap walaupun
masih terdapat kekurangan didalamnya. Selain itu buku ini juga dikemas dengan
baik dan menarik sesuai dengan materi yang disajikan dan materi-materi yang
disajikan pun sangat dapat dipertanggungjawabkan.
7.2.
Saran
Buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I
adalah buku yang dirancang untuk para pemula yang ingin mempelajari Islam dari
berbagai aspeknya. Buku ini sangat cocok sekali bagi seseorang, khususnya
mahasiswa baru yang akan memulai spesialisasi dalam salah satu cabang ilmu
pengetahuan Islam dengan catatan setelah mengetahui aspek-aspek tersebut.
Oleh sebab itu, tidak ada salahnya dan rugi tentunya
apabila anda memilikinya. Karena pada hakikatnya buku ini untuk kalangan
mahasiswa, sehingga harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau padahal isi
dari buku ini sangatlah sempurna. Dan yang terpenting adalah setelah anda
memahami seluruh isi dari buku ini, anda dapat menerapkan atau mengaplikasikan
ilmu anda kepada khalayak luas dan dapat menjadi pahala yang tiada putusnya
bagi anda dan alm. Prof. Dr. Harun Nasution karena telah mengajarkan suatu ilmu
yang bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar