Model 2 : Deskripsi
Waktu dan Suasana
Malam Kelabu diteras
Teman
Oleh: Nanda Narendra Putra
Jam pun menunujukkan pukul Sembilan malam saat itu. Berdetak berjalan
terasa lambat. Detak jantungku perlahan melambat. Firasat mengatakan bahwa hari
ini adalah hari dimana jiwaku sepertinya akan hancur... padahal malam pada
akhir-akhir ini tidak seperti biasanya, bergelimang pancaran bintang dan cahaya
bulan.
Akupun awalnya berpikir ini adalah waktu yang tepat untuk kembali
menyatakan segala hal yang dipendam selama ini. Lalu aku memutuskan untuk
keluar dari rumah menuju rumah ”temanku” yang berjarak kira-kira dua kilometer.
Tanjakan, turunan, tikungan, dan kemacetan kulalui tanpa keraguan dalam hati.
Sekitar kurang lebih 15 menit perjalanan darat, tibalah aku ditempat tujuan.
Yaa! itu adalah rumah ”temanku”.... eh lebih tepatnya adalah mantan pacarku
yang dua bulan lalu telah mengakhiri hubungan ini.
Aku duduk diatas motor Honda tepat didepan rumahnya di Komplek
Pamulang 2 Benda Barat 13B No. 24B. Dengan penuh keyakinan akupun memanggil
namanya; Afiiika...afiikaaa.. eh salah! Namanya adalah Rizka.. (X_X). Kupanggil
namanya beberapa kali, tetapi belum juga ada tanda-tanda kehidupan dari dalam
rumahnya. Sesekali aku menatap lurus kedepan, kearah perempatan jalan yang sepi
sembari aku terus memanggil –manggil namanya. Akhirnya... dia keluar dengan
mata yang sembab. Usut boleh usut ternyata sepulang dari kampus dirinya
tertidur pulas dikamar yang terletak paling depan bagian rumahnya.
Dia pun keluar rumah lalu menghampiriku, lalu bertanya..
”Eh Nando, ada apa?”
Dan dia pun
langsung mempersilahkanku untuk masuk sebelum aku sempat menjawab
pertanyaannya. Raut wajah memang tidak bisa berbohong, akupun senyam-senyum
tersipu malu dibuatnya. Jam telah menunjukkan pukul 21:20, akupun meminta untuk
mengobrol di teras saja.
Basa-basi pun kulontarakan, dan
karena asyiknya tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21:40. Oh ya! Untuk
sekedar informasi, sebenarnya tujuan aku kerumahnya ini untuk mengajaknya
”balikan”... Obrolan yang mengarah-arah kesanapun sudah kukatakan. Ya..
istilahnya kalo saat ini dikenal dengan ”modus” kurang lebih seperti itu. Tepat
pukul 21:45, aku utarakan semua yang ada dalam hati. Dan pada intinya, aku
ditolak dan dia bilang hanya ingin menjadi teman... tidak lebih dari itu. Oh!
Sungguh malam nasibku L...
Oke! Aku
rasa cukup. Pada dasarnya aku ingin menceritakan ini dalam perspektif deskripsi
waktu. Dan aku rasa hal-hal yang ditulis diatas hampir menuju kearah narasi.
Nah! cukup sekian malam kelabu diteras ”teman” versi diriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar