Model
4 : Cerpen
“When Blues Meets Jazz”
Oleh: Nanda Narendra Putra
Dua bulan pasca berputus dari pacar sepertinya belum bias untukku melupakan
dirinya 100%. Kalau bahasa anak muda saat ini gejala tersebut disebut gagal
move on. Sebenarnya hal tersebut sangat lumrah terjadi pada setiap manusia
yang pernah dan telah gagal dalam membina sebuah hubungan, mengingat saat itu aku telah membina hubungan selama 31 bulan.
Biasanya hampir semua yang merasa gengsi atas gejala tersebut. Oleh karena itu,
aku hampir setiap hari ber-acting di depan teman-teman, dosen, dan
bahkan orang tua untuk selalu terlihat bahagia dan bukan terlihat galau.
Hari demi hari kulalui dengan senyuman diwajah tetapi tidak didalam hati
dan sampai pada suatu masa dimana nampak terasa begitu hampa. Jikalau banjir
dijakarta pernah mencapai siaga ke-1, begitupun juga dengan hatiku yang sudah galau...to
the max! sekali dan secara tiba-tiba suasana disekitar pun juga ikut-ikut
mendukung untuk itu. Usut punya usut, ternyata hari itu adalah hari sabtu yang notabene-nya
adalah hari dimana para kawula muda saling memadu kasih. Nah loh! Semakin
membuat bete saat-saat seperti itu dan aku pun memutuskan untuk sejenak
menghibur diri dengan mengudara di dunia maya sembari meng-update
beberapa social media milikku.
Kita semua tahu hal-hal apa saja yang biasanya dilakukan orang dengan akun social
media-nya, diantaranya adalah curcol atau curhat colongan,
ber-gosip, dan yang paling populer adalah update status sesuai dengan
keadaan hatinya saat itu. Akupun juga seperti itu, meng-update status
secara tersirat dan tidak frontal karena lebih asyik seperti itu daripada
langsung secara blak-blakkan. Ketika sedang asyik, tiba-tiba BBM
berbunyi dan isi pesannya adalah; ”Today! Musical March ‘When Blues
Meets Jazz’ with special performance : Endah ’n Rhessa, Barry Likumahuwa
Project (BLP), and Gugun and The Blues Shelter at Sumarecon Mal Serpong (SMS)”.
Wow! Aku sejenak speechless setelah membacanya dan tiba-tiba perasaan seolah
berbubah 360° dari sebelumnya.
Secara spontan muncul ide didalam pikiranku untuk menghadiri acara
tersebut. Namun karena hari ini hari sabtu, maka aku memutuskan untuk mengajak
mantanku, Rizka. Sebelumnya aku ingin sedikit memberi informasi kalau nama
lengkapnya adalah Rizka Ardiantary, namun aku memiliki panggilan khusus
untuknya yaitu ”jels”. ”Momen-momen seperti ini jangan sampai di sia-siakan dan
harus dijadikan ’alat’ untuk bisa bertemu dengannya”, gumamku dalam hati.
Mengingat dalam acara ini ada salah satu band yang menjadi favoritnya yang aku
ketahui ketika masih berpacaran. Tanpa panjang lebar, aku langsung bersiap diri
dan berangkat menuju kediaman ibu negara...eh salah! Yang dimaksud kerumah sang
mantan.
Perjalanan hampir 15 menit telah kulalui dan sampailah di tempat yang
dituju. Tanpa basa-basi, kupanggil namanya 3 kali.. Rizka..rizka..rizkaaa..
belum juga dirinya keluar rumah dan aku kembali memanggil beberapa kali sampai
akhirnya dia keluar juga. Dia datang menghampiriku secara perlahan namun pasti
dan dengan sedikit senyuman-senyuman kecut menyapa diriku..
”eh! Nando, ada
apa? Tumben nih kerumah (lagi)?”
”iya Ris, eh lo
hari ini ada acara ngga?”
”heem lagi free
sih kebetulan, emang kenapa Ndo?”
”wah pas banget
nih, mau ikut ngga Ris ke SMS? Lagi ada ’When Blues Meets Jazz’
nih disana..”
“ah serius?!? Mau deh mau..mau…mauuu.. J”.
Alhasil aku berhasil
mengajaknya jalan dan disepanjang jalan aku dan dia bercengkrama layaknya
seorang kekasih sembari mengejar waktu. Sekitar 30 menit menempuh jalur darat,
tiba lah aku ditempat tujuan. Berjalan dengan sedikit tergesa-gesa menuju ke
area moshpit yang padat. Dari kejauhan terlihat Barry Likumahuwa Project
(BLP) perform diatas live stage dan membius para penonton yang hadir. Lagu-lagu
yang menjadi andalan dari BLP telah dimainkan dan tiba-tiba…..Rizka memeluk
diriku dari arah samping. Aku kaget!!! senang, semua perasaan bercampur jadi
satu. Aku tidak tahu ini maksudnya apa, namun aku menyimpulkan bahwa dirinya
hanya terbawa suasana aja karena lagu-lagu yang dimainkan memang benar-benar
membius para penonton.
Tidak terasa tibalah di penghujung acara. Telah ditampilkan 3 band untuk
ber-kolaborasi sekaligus dalam satu panggung dan menjadi closing performance
di pagelaran musik ini. Ini berarti aku dan dia juga harus pulang. Tetapi tiba-tiba
Rizka berkata, ”Ndo, acara ini mungkin bisa kita jadiin alasan ya.. untuk kita
bisa jalan bareng lagi”. Aku pun hanya bisa menggelengkan kepala yang berarti
setuju..
Usai sudah acara pada hari itu, namun tidak denganku yang
selanjutnya akan melanjutkan rutinitas jalan bersama dengan mantan di pagelaran
musik ’When Blues Meets Jazz’. Acara tersebut kebetulan hingga bulan
April nanti akan melakukan tour se-jabodetabek. Jadi, selama acara
tersebut masih dipertunjukkan, aku dan dia bisa selalu bertemu dan jalan
bersama lagi. Yap! Inilah kisah ku yang sedikit ekstrem, bagaimana denganmu?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar