Minggu, 18 November 2012

Hubungan Manusia Dengan Agama



HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA

Sebagai salah satu makhluk hidup, manusia memiliki sifat alami yang diberikan oleh pencipta-Nya, yaitu akal, hati, dan nafsu. Oleh karena itu manusia dapat dikatakan sebagai makhluk ciptaan Allah Swt. yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lainnya. Dengan akal yang dimiliki, manusia dapat menentukan apa yang diinginkannya, mengetahui masalah-masalahnya, mencari solusi  dalam menyelasaikan masalah-masalah yang dihadapi serta  bagaimana caranya mereka dapat mencapai keinginannya.  Dengan hati yang dimiliki , manusia dapat membedakan apa yang baik atau apa yang buruk bagi dirinya, khususnya dalam memilih cara untuk mencapai keinginan dari akal manusia tersebut,  atau dengan kata lain manusia dalam mencapai keinginannya seharusnya  menggunakan cara yang baik, legal atau halal karena mereka memiliki hati. Dan dengan nafsu yang dimiliki, manusia akan memiliki hasrat untuk mencapai keinginannya atau  nafsu akan memberikan dorongan kepada manusia untuk bertindak guna mencapai keinginannya.
 Pengertian manusia sendiri secara umum  adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk sosial  karena manusia bukan hanya diri mereka sendiri melainkan butuh akan bantuan dari orang lain. Melihat penjelasan dan pengertian mengenai manusia tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya manusia memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu ciptaan-Nya. Maka untuk menunjang, mengontrol, serta mengarahkan potensi yang sangat besar tersebut, diperlukanlah suatu pegangan atau pedoman yang menuntun manusia agar mereka tidak terlalu melenceng keluar dari esensi manusia itu sendiri. Untuk itu, saya sebagai penulis ingin mengajak para pembaca sekalian untuk lebih mendalami apakah hakikat atau esensi dari manusia dan agama. Sebelumnya, kita samakan dahulu persepsi mengenai agama itu sendiri. Agama adalah Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul-Nya. Jadi, agama dianggap sebagai suatu kekuatan spiritual yang ampuh guna meluruskan potensi yang sangat besar yang dimiliki manusia.
Seiring kian banyaknya orang yang memperdebatkan masalah agama bahwa agama dianggap sebagai sumber penyakit baru di masyarakat, tentunya hal tersebut akan menimbulkan masalah atau dampak yang merugikan bagi agama itu sendiri. Untuk itu saya akan mengkaji permasalahan tersebut kedalam dua arah, yaitu ”Mengapa manusia perlu agama?”. Dan juga ”Apa manfaat agama untuk manusia?”. Untuk itu saya mencoba mengupas kedua permasalahan tersebut secara singkat dan jelas kepada pembaca sekalian.
Berbicara mengenai ”Mengapa manusia perlu agama?”, tentunya akan menimbulkan banyak persepsi, oleh karena itu saya akan membatasi apa yang akan dibahas dalam masalah ini. Disini saya akan menjelaskan mengenai faktor-faktor apa yang membuat seseorang memeluk agama, yaitu karena fitrah manusia. Agama sebagai fitrah melahirkan keyakinan bahwa agama adalah satu-satunya cara pemenuhan semua kebutuhan manusia karena hal yang paling mendasar dari naluri manusia adalah kebutuhan akan suatu kepercayaan. Manusia memang diciptakan untuk menganut suatu agama. Jika dalam ilmu sosiologi ada yang dinamakan ”kontrak Sosial”, namun dalam segi agama ada yang dinamakan ”Perjanjian Primordial” yang terjadi didalam rohani manusia, yang pada intinya adalah manusia akan mematuhi tuhan dan akan berbakti kepada-Nya. Selain itu, faktor lain yang membuat seseorang memeluk agama adalah tinjauan historis. Manusia pada zaman dahulu telah memiliki nafsu untuk menemukan siapa tuhan-Nya, hal ini dibuktikan dengan beragamnya sistem kepercayaan, seperti animisme, dinamisme, henoteisme, dll yang berkembang. Namun, tuhan yang mereka anggap sebagai tuhan mereka hanyalah sebatas pada apa yang mereka ketahui melalui akal yang dimiliki, padahal asal-usul tuhan jika dibedah dengan logika tidak akan menemukan suatu konsensus tetapi hanya akan menimbulkan sebuah tanda tanya besar. Informasi mengenai siapa tuhan yang benar harus berasal dari informasi tuhan itu sendiri, tetapi bukan melalui manusia biasa melainkan melalui manusia yang dipilih (Rasul) oleh tuhan tersebut. Maka semakin nampak jelaslah bahwa manusia memang benar-benar membutuhkan agama.
Berbicara mengenai manfaat bagi manusia karena telah memeluk agama pasti akan banyak sekali manfaat yang didapat karena setiap manusia memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menempatkan agama dalam hidupnya, namun saya disini hanya akan memaparkan manfaat manusia memeluk agama secara umum, diantaranya yaitu menjawab berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia. Manusia ketika hidup di dunia pasti pernah dan selalu menghadapi masalah, dengan beragama manusia dapat mencari solusi dari masalahnya dengan berpedoman pada hal-hal yang diajarkan didalam Al-quran, karena Al-quran mencakup seluruh permasalahan baik dunia maupun akhirat. Selain itu manfaat memeluk agama adalah memberikan sugesti bagi manusia bahwa hidup bukan hanya di dunia saja, melainkan akan ada kehidupan yang kekal, yaitu akhirat. Dengan sugesti tersebut maka manusia akan selalu berusaha untuk melakukan ibadah-ibadah kebaikan kepada Allah. Agama juga mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia, dengan kata lain manfaat memeluk agama yaitu mengejar dunia (secara horisontal/Habluminnannas), namun juga mengedepankan akhirat (secara vertikal/Habluminnallah).
Jadi, Hubungan manusia dengan agama  sangatlah erat kaitannya, karena manusia tidak bisa hidup tanpa agama dan agama pun  tidak akan berkembang tanpa manusia (Khalifah) yang menjalankannya. Tetapi jangan menjadikan agama sebagai alasan untuk perpecahan antar umat manusia karena cara pemelukan terhadap agama yang salah sehingga menimbulkan fanatisme yang sebenernya hal tersebut akan menghilangkan esensi agama yang sebenarnya. Intinya, dalam hidup beragama kita harus selalu mengingat potongan ayat Surah Al-kafirun ” Lakum diinukum wa liya diin”, yang artinya Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku, karena dengan begitu kita akan berusaha untuk menghindari perpecahan antar umat beragama. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, kritik dan saran penulis harapkan untuk perbaikan essai ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar